[JOI Tech Review] Mic Wirelles Imut Berkualitas dari Rode

Salah satu faktor yang krusial apakah orang lain akan betah nontonin video kamu lama-lama adalah kualitas audio yang baik. Karena itu kita harus tepat menentukan alat microphone apa yang harus digunakan di saat syuting, khususnya kondisi dimana ada orang berbicara ke arah kamera. Di episode kali ini kami ingin memperkenalkan salah satu microphone wireless di JOI yang menurut kami paling ringan, paling mudah dipakai, dan kualitas suara rekamannya mantap.

Ok tanpa basa-basi inilah Rode Wireless GO. Kalau kami lihat isi dari segera keluarkan isi-isinya di kotak ini. Bisa dilihat isinya ada:

  1. 1 unit Receiver
  2. 1 unit transmitter
  3. 2 unit kabel USB A ke USB C
  4. 1 unit kabel audio jack 3,5mm TRS ke 3,5mm TRS
  5. 2 unit death cat. Disini kami sebenarnya bingung kenapa ya bulu – bulu anti suara angin gini diberi nama kucing mati, coba tolong ketik pendapatmu pada kolom komentar di bawah.
  6. 1 buah kantong kecil berwarna hitam

Body transmitter & receiver ini ukurannya sungguh kecil bahkan dua-duanya bisa muat ditempatkan di telapak tangan kami. Kemudian di bagian belakangnya terdapat jepitan yang digunakan untuk disematkan baik diatas hot shoe pada kamera atau disematkan di kantong celana.

Kalau diraba pada bodynya ini rasanya seperti berbahan plastik, jadi usahakan jangan sampai terjatuh. Kemudian cara nyalain mic ini gampang banget, cukup tekan tombol power yang bergambar bulat ada garis diagonalnya di bagian samping bodynya tahan selama 3 detik.

Cara membedakan mana yang transmitter dan mana yang receiver gampang kok, kita bisa melihat di tampak depannya. Body receiver memiliki layar kecil berbentuk persegi panjang. Pada layar di body receiver kita bisa melihat informasi mengenai daya baterai baik di body receiver maupun di body transmitter, tingkat audio yang masuk, pengatur volume, dan tanda koneksinya receiver dengan transmitter. sedangkan Body Transmitter tampak depannya tidak memiliki layar tapi terdapat dua lampu warna biru yang menyala yang menandakan keterangan sudah nyala dan koneksinya tersambung.

Selain itu bedanya, di body receiver terdapat lubang audio jack dan disampingnya tempat colokan USB C. Kemudian terdapat tombol pengatur suara yang terdiri dari 3 tingkat yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Lalu disampingnya lagi ada tombol untuk koneksi ke body transmitternya.

Sekarang di body transmitternya disampingnya hanya ada colokan USB C tapi bagian atasnya terdapat microphone kecil yang tertanam dan lubang audio jack.

Keunikan dari mic ini, pertama, mic ini baterainya sudah tertanam di dalamnya, jadi tinggal di cas menggunakan kabel USB A ke USB C ke colokan listrik. Daya tahan baterainya katanya bisa buat untuk 7 jam sekali pemakaian. Kedua, mic ini tanpa kabel clip on sudah bisa dipakai langsung dengan cara disematkan ke kerah baju yang microphonenya menghadap ke arah mulut kita. Hanya Rode sungguh pintar memberikan desain bertuliskan RODE baik di bagian depan atau di bagian jepitannya. Apabila kamu memiliki clip o /lavalier mic merek apapun selam

Mengenai jarak tangkap sinyal pada mic ini katanya bisa mencapai radius 230 kaki berarti sekitar 70 M apakah benar? Ternyata benar, setelah mencobanya untuk rekam di outdoor, kami merasakan dapat merekam suara dengan baik dari jauh. Mungkin tidak sampai 70 M tapi 50 M sampai.

Kesimpulan kami, Mic Wireless Go ini merupakan mic wireless paling kecil yang pernah kami gunakan. Selain itu juga walaupun kecil cara penggunaanya mudah dan kualitas audio yang ditangkap sungguh menakjubkan. Kekurangannya buat kami ada di pada paket penjualannya, dengan harga 2,7 juta kami merasa harganya cukup mahal karena tidak mendapatkan clip on / lavalier mic go original dari Rode dan tidak mendapatkan kepala chargernya. Ini entah kenapa mirip dengan yang dilakukan brand kamera yang kami kenal.

Terima kasih sudah membaca artikel ini bermanfaat buat teman-teman. Mic ini layak dibeli atau tidak, itu semua tergantung dari kesanggupan dan kebutuhan dari teman-teman sendiri. Sekian artikel review tentang mic imut ini, penulis undur diri, Jya Mata ne~